SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 24 Januari 2010

Syahrul YL Janjikan Kemenangan bagi Golkar


Makassar, 24 Januari 2010

Dalam sambutannya di pembukaan Musda DPD II Golkar Wajo di Sengkang, Syahrul YL mengharapkan agar hasil musda tidak membuat ada pihak merasa dilukai atau ditinggalkan. Ia menginginkan agar semua pihak terakomodasi. Dan karena itulah nantinya, partai Golkar dapat bergerak dengan kekuatan penuh berkat sokongan semua pihak.

Syahrul mengajak siapa pun nantinya yang akan terpilih pada musda Golkar Wajo tersebut untuk mengikuti jejaknya dalam menyusun kepengurusan DPD I Golkar Sulsel. Ia menjelaskan bahwa dirinya berusaha mengajak semua pihak untuk membuktikan loyalitas dan dedikasinya kepada Partai Golkar dengan bergabung dalam kepengurusan yang ia pimpin.

Meski demikian, Syahrul mengegaskan bahwa walaupun dirinya sudah mengajak semua pihak untuk bergabung, namun jika ada pihak atau orang yang tidak ingin diajak, dirinya juga akan mengambil sikap tegas. Menurutnya, pihak atau orang itu mesti disingkirkan karena bisa menimbulkan gangguan. Pihak atau orang seperti itu, katanya, meski “dipatahkan” dalam perjalanan organisasi. Barangkali memang ini persoalan serius, sehingga ia menggunakan diksi “dipatahkan” untuk menyatakan ketegasannya (saya menggunakan tanda baca tanda string untuk kata itu sebelumnya).

Kata “patah” itu pernah digunakan Syahrul ketika memberi sambutan pada pelantikan Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru pada menjelang akhir tahun 2009. Waktu itu, ia berprinsip bahwa jika ada pihak-pihak yang kontraproduktif dan menjadi ganjalan, sebaiknya jangan dibiarkan eksis. Jika perlu, katanya, di-“patah”-kan saja. Oleh karena itu, bupati Andi Burhanuddin Unru yang baru saja ia lantik waktu itu dapat memutuskan untuk bersikap keras jika rekonsiliasi tidak terjadi. Pemilihan kata “patah” ini mungkin sebuah karakter ketimbang makna denotatifnya.

Ketika baru saja Andi Buhanuddin Unru terpilih secara aklamasi pada malam harinya, pada hari itu juga, Syahrul memberi sambutan dan sekaligus menutup musda. Dalam sambutannya, Syahrul mengharapkan kepada semua kader dan pengurus Partai Golkar untuk menunjukkan kematangannya. Jika ada kader atau pengurus yang mundur di tengah jalan, maka itu menunjukkan ketidak-matangannya dalam berpolitik. Seorang politisi yang matang, katanya, tidak akan menempuh cara-cara seperti mengundurkan diri dari tanggung jawab.

Setidaknya, selama medio 2009/2010, kepengurusan Golkar mengalami tiga kali peristiwa pengunduran diri oleh kader/pengurusnya. Pengunduran diri pertama adalah oleh Amien Syam dari jabatan Ketua DPD I Golkar Sulsel. Amien mengundurkan diri sebagai respon atas aspirasi sebagian pengurus yang menginginkan agar dirinya meninggalkan jabatan ketua itu sebagai bentuk pertanggung-jawabannya akibat kekalahanya sebagai calon dari Partai Golkar Sulsel pada Pemilihan Gubernur Sulsel 2007.

Pengunduran diri kedua adalah yang dilakukan oleh Agus Arifin Nu’mang dari jabatan wakil ketua bidang kerohanian pada akhir 2008. Pengunduran diri Wagub ini menyusul terpilihnya Ilham Arif Sirajuddin dalam Mudalub menjadi Ketua DPD I Golkar Sulsel. Ilham terpilih melalui voting setelah mengalahkan H.M. Rum yang didukung penuh oleh Agus Arifin Nu’mang dan Syahrul YL.

Pengunduran diri ketiga adalah oleh Ilham Arif Sirajuddin dari jabatan Wakil Ketua II DPD I Golkar Sulsel 2009-2014. Pengunduran diri tersebut menyusul tidak terpilihnya dirinya dalam musda tersebut dan yang terpilih adalah Syahrul YL. Syahrul ditunjuk oleh DPP sebagai calon terpilih setelah mekanisme pemilihan dengan pemungutan suara dan dengan aklamasi mengalami kebuntuan.

Saya tidak tahu, apakah orang-orang itu bias saya sebut sebagai politisi yang tidak matang, jika pendapatku merujuk pada tesis yang dikemukakan oleh Syahrul YL tersebut? Entahlah!

Secara keseluruhan pada sambutan itu, Syahrul menjanjikan kemenangan bagi partai Golkar Sulsel. Ia punya alasan mengapa janji itu bisa diyakini. Selama karirnya, ia tidak pernah mengalami kekalahan jika berhadapan dengan saingannya. Jika dirinya sudah menjadi bagian dari Partai Golkar, itu artinya bahwa ia sudah melihat kemenangan Partai Golkar.

Saya tahu, bahwa ia pernah mengalami kemenangan demi kemenangan ketika maju bertanding sebagai calon bupati periode pertama dan kedua di Kab. Gowa tahun 1990-an, calon wagub berpasangan dengan Amin Syam pada Pilgub di DPRD Sulsel 2002, calon gubernur ketika berpangan dengan calon wagub Agus Arifin Nu’mang 2007, dan calon ketua pada Musda Golkar ke-8 Sulsel 2009.

Dalam berbagai kesempatan, Syahrul memang dipandang oleh berbagai pihak sebagai pembawa sinar harapan bagi partai Golkar Sulsel.

****

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim