SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Selasa, 01 Mei 2012

Syahrul Cagub Tunggal di Golkar Sulsel

Maqbul Halim

Pendaftaran cagub dan cawagub di Partai Golkar Sulsel telah usai beberapa waktu lalu. Hanya ada dua figur, yaitu Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang yang tercatat mengajukan pendaftaran sebagai masing-masing cagub dan cawagub.

Seorang figur lagi, yakni Rudiyanto Asapa, Bupati Sinjai, juga berniat menantang Syahrul Yasin Limpo di Golkar. Hanya saja, delegasi yang kirim Rudi (sapaan akrab Rudiyanto Asapa) ke Sekretariat Golkar Sulsel di Jln Ratulangi, tidak menunjukkan keseriusan. Asalannya, delegasi itu mengambil formulir untuk Rudi pada saat hari terakhir pendaftaran.

Dalam sebulan terakhir, DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan diharuskan berhadapan dengan berbagai isu terkait dengan agenda Pemilukada Sulsel. DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan sebagai salah satu entitas atmosfer politik di Sulawesi Selatan, berada pada posisi sentral yang diagonal di tengah perkembangan isu-isu di atas tersebut. Hal ini berarti bahwa ada konfigurasi politik yang tidak sederhana dalam beberapa peran yang harus dimainkan oleh DPD Golkar Sulawesi Selatan.

Isu di atas tampil di ruang publik sebagai agenda redaksi yang tidak bakalan selesai dalam pemberitaan, baik di media cetak, elektronik maupun media online dan media jejaring sosial. Setiap unit redaksi tentu memilih agenda-setting masing-masing mengenai kedua isu tersebut. Kadang-kadang, jurnalis dan pengamat saling “berdebat” sesuai posisi masing-masing mengenai isu-isu tersebut.

Perihal penjaringan figur sebagai bakal calon gubernur Sulsel dari DPD Golkar Sulsel, ada beberapa pihak yang mengajukan suatu tesis bahwa Partai Golkar itu tertutup (alias tidak terbuka) bagi figur lain, termasuk di kalangan kader Golkar Sulsel sendiri. Kebanyakan yang keluarkan tesis ini adalah pengamat, yang lazim kita ketahui sebagai kalangan (pengamat) yang paling tidak mengetahui terhadap masalah yang diamatinya.

Yang disebutnya sebagai contoh ketertutupan Partai Golkar Sulsel adalah adanya figur Syahrul Yasin Limpo yang disepakati sebagai satu-satunya figur yang paling berpeluang menjadi cagub sulsel, yang bakal diusung oleh DPD Golkar Sulsel. Padahal kesepakatan itu hanyalah salah satu titik terbaru dari sekian titik dari proses yang telah berjalan di internal Partai Golkar Sulsel sejak penjaringan dimulai oleh DPP Partai Golkar pada Nopember 2011. Hasil survei DPP Partai Golkar tidak menunjukkan adanya figur lain, baik dari kader dan fungsionaris Partai Golkar sendiri maupun di luar Partai Golkar, yang mempunyai level elektabilitas dan popularitas yang dapat mendekati level Syahrul Yasin Limpo.

Fakta dari hasil survei ini melemahkan argumen pengamat yang sinis terhadap mulusnya perjalanan Syahrul Yasin Limpo menjadi bakal cagub di Partai Golkar. Itulah referensi utama sehingga Syahrul Yasin Limpo menjadi satu-satunya nominator paling dominan, bukan karena ia Gubernur Sulsel atau ketua DPD Partai Golkar Sulsel.

Mengenai rapat pleno Golkar Sulsel yang menetapkan Syahrul Yasin Limpo sebagai figur bakal calon, hal tersebut mempunyai penjelasan tersendiri. Rapat Pleno pada Minggu, 8 April 2012 memang telah memutuskan sebuah kesepakatan dicapai oleh seluruh kader dan fungsionaris Partai Golkar di Sulawesi Selatan, yang menyatakan bahwa Syahrul Yasin Limpo merupakan satu-satunya figur yang disiapkan untuk diajukan sebagai calon gubernur kepada Tim Pemilukada DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan.

Itu adalah kesepakatan para kader dan fungsionaris Partai Golkar se-Sulawesi Selatan sebelum pendaftaran dibuka oleh Tim Pemilukada DPD Golkar Sulsel. Namun, kesepakatan tersebut diorientasikan pada kelancaran proses pendaftaran, agar tidak ada kader atau fungsionaris Golksar selain Syahrul Yasin Limpo yang tiba-tiba datang untuk mendaftarkan diri.

Pada intinya, kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk keputusan ini merupakan penjabaran prinsip sekenario tunggal di DPD Partai Golkar Sulsel mengenai figur bakal calon gubernur yang akan diusung. Proses ini bisa juga menjadi pembeda dari keadaan Partai Golkar ketika akan mengarungi tahapan pilkada Gubernur Sulsel 2007 silam. Saat itu, kader dan fungsionaris Partai Golkar di Sulsel tidak dalam skenario tunggal, karena ada skenario untuk Amin Syam (ketua DPD Golkar Sulsel saat itu) dan ada juga skenario untuk Syahrul Yasin Limpo (Kader Golkar non-struktural).

Faktanya, selama seminggu ternyata memang hanya Syahrul Yasin Limpo yang datang mengambil dan kemudian mengembalikan formulir pendaftaran beserta dokumen-dokumen persyaratan lainnya kepada Tim Pilkada. Tidak ada kader dan fungsionaris Parta Golkar Sulsel yang ikut mendaftarkan diri untuk cagub Sulsel. Sampai pada tahap ini, sekenario calon tunggal Syahrul Yasin Limpo dari kalangan internal Partai Golkar Sulsel berjalan lancar dan sesuai perencanaan.

Sementara figur dari kalangan luar kader dan fungsional Partai Golkar Sulsel, baik dari struktural maupun non struktural, tidak ada yang melakukan pendaftaran hingga masa pendaftaran berakhir. Figur-figur yang diunggulkan untuk mendaftarkan diri juga di Partai Golkar antara lain Andi Rudiyanto Asapa, Andi Akmal Pasluddin, dan Ilham Arief Sirajuddin tidak pernah menyampaikan pesan politiknya kepada Partai Golkar jika mereka juga ingin bertarung memperebutkan Partai Golkar Sulsel sebagai partai pengusung. Perihal Rudiyanto Asapa dan Ilham Arief Sirajuddin, kedua figur dipastikan tidak diterima jika melakukan pendaftaran. Pasalnya, kedua orang telah ditetapkan sebagai calon di partainya masing-masing: Rudiyanto Asapa di Partai Gerindra dan Ilham Arief Sirajuddin di Partai Demokrat.

Soal figur untuk cawagub, internal Partai Golkar Sulsel tidak mempunyai kesepakatann seperti halnya kesepakatan untuk Syahrul Yasin Limpo sebagai cagub tunggal. Sekalipun pada akhirnya hanya Agus Arifin Nu’mang satu-satunya figur yang mendaftar di Partai Golkar untuk posisi cagub, bukanlah merupakan kesepakatan di internal partai golkar untuk mengusung skenario tunggal pendaftaran cawagub.

Kader Golkar yang diunggulkan sebelumnya mendampingi Syahrul YL, yaitu Moh. Roem dan Andi Muallim, tidak mempunya penjelasan yang spesifik perihal ketidak-munculannya mendaftar cawagub di Partai Golkar. Dalam Juklak Pilkada Partai Golkar, pihak DPP Partai Golkar di Jakarta dapat menambahkan cawagub selain Agus Arifin Nu’mang untuk keperluan target popularitas dan elektabilitas Syahrul Yasin Limpo. Pada interval selanjutnya dalam proses penjaringan calon, Agus Arifin Nu’mang juga masih harus bersaing dengan cawagub dari partai koalisi lainnya yang juga bakal mengusung Syahrul Yasin Limpo sebagai cagubnya.

Makassar, 1 Mei 2012
Selengkapnya >>

follow me @maqbulhalim