SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Jumat, 30 November 2012

Berani Karena Sehat

Pilgub Sulsel 2013 

Setelah rincian hasil pemeriksaan kesehatan kandidat Tim SAYANG, H. Syahrul Yasin Limpo dan H. Agus Arifin Nu'mang kami umumkan Senin lalu, reaksi dari Tim IA dan GarudaNa berbeda, meski keduanya menaruh rasa curiga.

Tim IA menuding tim SAYANG rekayasa rekomendasi dokter karena Syahrul tidak mempunyai catatan sedikit pun dari tim dokter. Bahkan tim IA tetap bersikukuh bahwa Syahrul itu penyakitan karena sering berobat ke luar negeri.

Sementara GarudaNA mencurigai tim SAYANG punya tujuan tertentu mengumumkan sendiri hasil tes kandidatnya. Tim GarudaNa misalnya beranggapan bahwa mungkin tim SAYANG sedang berusaha mengklarifikasi sehingga keterangan itu diumumkan. Tetapi GarudaNa juga mencurigai ada kandidat mempunyai penyakit memalukan sehingga tidak berani umumkan. Tim GarudaNa memperkirakan, kalau bukan kedua kandidat Tim GarudaNa, berarti kandidat Tim IA.

Tim SAYANG tidak peduli tim IA mengkata-katai kesehatan kedua kandidatnya seperti apa. Kami hanya mau peduli, mana keterangan hasil pemeriksaan kesehatan kedua kandidat IA, seperti keterangan yang telah kami umumkan? Apa gerangan penyakitnya? Kenapa sih gonta-ganti alasan untuk menutupi ketakutannya mengumumkan keadaan penyakit kandidatnya! Apa buktinya kandidat anda tidak penyakitan?

Kedaulatan Tim SAYANG untuk mengumumkan hasil tes kesehatan itu bukan berasal dari KPU Sulsel, tetapi berasal dari kesungguhan tim untuk transparan. Buktinya, tanpa restu dari KPU, Tim SAYANG berani umumkan. Tim SAYANG bermodalkan keberanian untuk umumkan. Tim SAYANG berani karena kami benar. Tapi Tim IA, apa berani?

Senin, 24 September 2012, tim IA menantang kandidat lain untuk umumkan hasil pemeriksaan kesehatannya. Melalui jumpa pers, Tim IA menyanjung kesehatan kandidatnya. Sampai saat ini, IA tidak berani umumkan. Padahal, beberapa hari yang lalu, tim SAYANG sudah umumkan. Bagi tim SAYANG, itu adalah perbuatan ingkar janji. Masih ada sebulan lebih sebelum hari pemilihan 22 Januari 2013, tapi Tim IA sudah ingkari janjinya. Masih mau percaya?

Kami telah berusaha menormalkan pikiran kami tentang kesehatan kandidat Tim IA dan GarudaNa, seburuk apa pun nantinya kondisi itu. Salamakki tapada salama'.

Maqbul Halim
maqbulhalim@gmail.com
@maqbulhalim
Selengkapnya >>

Senin, 26 November 2012

Lima Tahun Jejak Syahrul Bangun Sulsel

Film Pendek Syahrul Bangun Sulsel

DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan meluncurkan film pendek berdurasi tujuh menit. Di You Tube, film ini diberi judul "Syahrul Yasin Limpo Membangun Sulsel". Film pendek tersebut berisi rekam jejak Gubernur Syahrul Yasin Limpo dan Wagub Agus Arifin Nu'mang selaku membangun Sulawesi Selatan selama lima tahun terakhir. Film pendek ini didedikasi oleh Partai Golkar Sulsel untuk "Sang Komandan" Syahrul dalam rangka Pemilihan Gubernur Sulsel 2013.

Film ini dapat menjadi salah satu pilihan infomasi bagi warga Sulawesi Selatan yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang apa dan bagaimana Syahrul membangun Sulsel selama lima tahun terakhir ini. Jejak pembangunan oleh Syahrul dalam film diceritakan dalam bentuk karikatur animasi.

Beberapa stasiun TV Nasional dan Lokal Sulsel telah menayangkan film pendek ini. Di YOUTUBE, pengunjung internet dapat mengakses film ini pada link http://www.youtube.com/watch?v=2oFiC1Ao-TY melalui mobile, tab dan komputer PC. Untuk akses yang lebih praktis, dapat juga mengunjungi http://www.golkarsulsel.org dan http://www.syahrulyasinlimpo.com.


Selengkapnya >>

Selasa, 20 November 2012

Rebutan Corong Soal Bom Komandan

Oleh Maqbul Halim
(Jubir Sayang)

Peristiwa pelemparan bahan peledak kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (Bom Komandan) pada kegiatan Jalan Santai Partai Golkar Makassar pada Minggu 11 November lalu di depan Monumen Mandala, membuat berbagai pihak merasa tidak nyaman. Kompetitor Syahrul di Pilgub, sebagaimana sikap yang diperlihatkan Sayap Tim Cagub Ilham-Aziz, BARAK 145 di kemudian hari, juga ikut merasa tidak nyaman.

Pengamat, suatu gelaran untuk mereka yang hanya berbicara atas dasar pengamatannya, juga ikut ambil peran terhadap Bom Komandan. Mereka ini, yakni kawanan pengamat bom komandan, telah menjadi bagian yang bermasalah dalam perihal Bom Komandan. Amatan mereka jauh lebih berasap. Asumsi mereka liar dan sporadis.

Asumsi Dasar

Ada beberapa asumsi dasar yang perlu dicermati terkait Bom Komandan tersebut. Pertama, banyak peristiwa bom dan terorisme terjadi di Indonesia, juga di Pulau Sulawesi seperti Poso, tapi mereka ini (kompetitor dan pengamat) tidak merasa berkepentingan memaksakan amatannya. Alasan pragmatisnya adalah karena kasus-kasus bom itu terletak jauh titik sentrum Pilgub Sulsel 2013.

Kedua, Syahrul Yasin Limpo adalah salah satu kadidat Cagub Pilgub Sulsel 2013. Pada dasarnya, Syahrul sebagai kandidat, memang sedang menjadi pusat perhatian publik. Saat Syahrul lolos dari cekaman maut Bom Komandan tersebut, perhatian positif publik terhadap Syahrul dengan sendiri meningkat (Up-Grading). Sementara kepentingan kompetitor adalah menurunkan perhatian positif publik kepada Syahrul (Down-Grading).

Ketiga, ada pihak-pihak yang mempunyai kaitan rekam jejak terhadap Pemboman MC Donald Mall Ratulangi dan Show Room NV Hadji Kalla di Makassar tahun 2002, serta bom rakitan yang meledak di Asrama Haji Sudiang 2001. Pihak-pihak ini kemudian mempunyai kepentingan politik pada Pilgub Sulsel 2013 ini, juga ikut keciprat resah dan cemas akibat Bom Komandan tersebut.

Ketiga asumsi dasar di atas ini dapat menguatkan bahwa kontroversi Bom Komandan itu erat kaitannya dengan konfigurasi kepentingan pragmatis Pilgub Sulsel 2013. Bom Komandan, dengan demikian, bisa saja telah menyiapkan berapa pilihan kepentingan politik praktis di Pilgub Sulsel 2013.

Spesialis Bom Pilgub Sulsel

Tidak semua bom yang gagal meledak, mengundang amatan dari pengamat-pengamat ini. Upaya pemboman yang gagal terjadi di rumah Menteri Keuangan Zimbabwe Tahun 2011 lalu misalnya, tidak penting bagi pengamat-pengamat di Makassar karena tidak terkait Pilgub Sulsel 2013.

Di Indonesia, tepatnya di Dusun Galih, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta, juga ditemukan bom aktif di sebuah warung. Tapi kawanan Pengamat Bom Komandan ini tidak pernah angkat bicara tentang bom yang gagal meledak itu. Demikian pula dengan bom Legian di Bali yang meledak, kawanan ini juga tidak pernah angkat bicara.

Pengamat bom dan terorisme seperti Ali Fauzy atau Al Chaidar, atau pengamat intelijen seperti Wawan Purwanto pun tidak pernah dibaca atau didengar berkomentar tentang Bom Komandan. Mereka semua itu tidak memiliki kepentingan politik pada Pilgub Sulsel 2013. Dari berbagai artikel yang pernah mereka tulis, atau komentarnya, semua didasarkan pada data dan fakta-fakta lapangan.

Pemutar-balikan Fakta

Jika bom komandan itu membuat persepsi positif publik terhadap Syahrul meningkat, itu berarti kontra-produktif terhadap usaha kompetitor yang sedang melakukan down-grading terhadap persepsi positif publik terhadap Syahrul. Oleh karena itu, kontra opini terhadap bom komandan sangat diperlukan oleh kompetitor.

Kontra opini terhadap bom komandan yang terbilang efektif adalah pemutar-balikan fakta. Pemutar-balikan itu, misalnya membangun anti-tesis bahwa bom itu adalah rekayasa pihak Tim Syahrul sendiri. Untuk itu, dibangunlah opini liar dari pengamat. Pengamat memaksakan amatannya, dan bahkan lepas total dari pekem-pakem metode penelitian dalam menarik kesimpulan.

Saat mengambil kesimpulan, kawanan pengamat ini tidak melibatkan informasi primer seperti bom berstatus aktif, sensitivitas bahan peledak TNT, campuran paku 5 cm sebanyak 40 biji, keterkaitan pelaku dengan jaringan teroris yang sudah ada, pelaku yang telah ditahan oleh Densus, pistol yang ditemukan di tas pelaku, dan sebagainya. Informasi primer ini telah diverifikasi oleh Kepolisian dan Densus-88.

Sementara, kawanan pengamat Bom Komandan justru menarik kesimpulan dari informasi sekunder: seperti rekaman video, polisi melakukan pengamanan tidak sesuai prosedur standar operasi (SOP), tidak banyak orang panik, Gubernur Syahrul tenang-tenang, bomnya tidak meledak, polisi terlalu cepat memberi keterangan, bukan polisi yang ringkus pelaku, dan sebagainya. Seolah mereka berebutan corong untuk menarik kesimpulan.

Informasi primer memiliki tingkat kepastian dan presisi yang paling tinggi. Sementara informasi sekunder memiliki ketidak-pastian yang paling tinggi dan presisi yang paling rendah. Saat ini, kepolisian dan Densus-88 menggunakan informasi primer untuk mengembangkan kesimpulannya. Sementara kawanan pengamat Bom Komandan menggunakan informasi sekunder untuk berhenti pada kesimpulan terakhir. 

Amatan Kawanan Pengamat Bom Komandan itu, justru memperkeruh keadaan dan cenderung mengulang peristiwa Bom Asrama Haji Sudiang 2001. Saat itu, pengamat ngotot bahwa isu adanya terorisme dan bom di Makassar tahun 2001 itu hanyalah REKAYASA. Saat teroris ledakkan bom di MC Donald dan NV Hadji Kalla tahun 2002, barulah warga Sulsel tersadar bahwa betul-betul ada bom dan teroris. Saat ini, kawanan pengamat bom komandan hendak menipu masyarakat Sulsel, bahwa Bom Komandan itu REKAYASA.

Soal pengamat terorisme dan bom, Kepala BNPT Ansyaad Mbai pernah mengeluhkan: “Pengamat teroris yang keblinger itu sama saja dengan teroris” (Kompas.com: Minggu, 10/9/2012). Ia menilai, pendapat para pengamat cenderung memperkeruh keadaan dengan cara menganalisis teror di Solo kala itu yang tak sesuai dengan fakta di lapangan.

Maqbul Halim
(Juru Bicara Tim Syahrul-Agus)

Sumber: Tribun Timur Edisi Cetak: Selasa, 20 November 2012
http://makassar.tribunnews.com
Selengkapnya >>

Rabu, 14 November 2012

Tudingan Rekayasa Bom Biadab

TIM Syahrul Yasin Limpo- Agus Arifin Nu'mang (Sayang) menilai reaksi berlebihan yang ditunjukkan tim Ilham-Aziz (IA) terkait pelemparan bom ke Syahrul, berlebihan. Apalagi, jika tim Sayang dituding merekayasa kasus bom.

Juru bicara Sayang Maqbul Halim menegaskan, tuduhan rekayasa bom biadab dan tidak berperikemanusiaan. Tudingan itu dianggap sama dengan tim Sayang tega membunuh ratusan orang yang memadati Monumen Mandala pada acara jalan santai, Minggu, 11 November.

"Acara itu dihadiri anak-anak, keluarga, kerabat, dan orang tua kami. Tegakah kami menyaksikan mereka berlumur darah dan tubuh yang terburai? Orang jenis apa yang sampai hati menuduh kami tega melakukannya?," tegas Maqbul, Selasa, 13 November.

Tim Sayang heran dengan reaksi berlebihan Tim IA yang merasa disudutkan dengan kasus bom itu. "Mereka sampai harus menggelar jumpa pers untuk menuding kami melakukan rekayasa bom," tutur Maqbul.

Kejanggalan juga diendus tim Syahrul dengan adanya tudingan rekayasa. Polisi saja sudah mengidentifikasi kebenaran barang bukti berupa bom berbahan TNT bercampur paku lima sentimeter berdaya ledak tinggi dengan jangkauan kerusakan hingga500 meter. Statusnya bom aktif.

Semua pihak, termasuk tim pemenangan calon gubernur Sulsel, kata Maqbul, hendaknya bersabar dan memberikan kesempatan kepada polisi mengusut tuntas motif pelemparan bom yang dialamatkan ke Syahrul. 



Sumber : www.fajar.co.id/read-20121114001009-tudingan-rekayasa-bom-biadab
Akses : Rabu, 14-11-2012
Penulis : (rif/ysd)
Selengkapnya >>

follow me @maqbulhalim