SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 20 April 2014

Anak Panah Jatuh di Sungai










Mereka itu anak panah
Jika belantara perang sedang diam
mereka dionggok di kantong anak panah
Tidak berbahaya, tidak menakutkan
Bisa dipatahkan
Bisa disimpan saat empunya sedang sibuk di ranjang

Dalam suatu pesta malam, dan yang berbahaya sedang tenang, diam
Tak ada tentara yang memeriksa anak panahnya
Tapi di pinggangnya tetap terselip bilah pedang

Anak panah tidak pernah kembali ke busurnya
Sekali itulah mereka diluncurkan menukik pergi
Mendesis menembus angin melumat bentang
Menghajar, menubruk, menembus
Juga meleset, melenceng ditelan gravitasi, mungkin jatuh di sungai
Hanyut entah kemana dalam gelap malam
Setelah itu, mereka mungkin terbuang dalam waktu
Mereka entah dimana, ketika roti dan anggur sedang dibagikan di bawah tenda perang

Saat perang menisbahkan pemenang,
saat burung nazar berpesta di atas bangkai manusia,
Kavaleri pulang dengan kudanya
Infantri pulang dengan tombak dan pedangnya
Artileri pulang dengan meriamnya
Pemanah pulang dengan busurnya

Busur yang telah dilepas, tak dibawah pulang
Mereka bersama dengan tentara yang meregang sakit,
Mereka dibakar, dikubur massal bersama mayat-mayat
Mereka tidak dirawat seperti pedang, tombak, dan busur
Tidak juga sebagai pemantik dalam kisah sukses perang
Mereka tidak dicemaskan oleh majikan yang soleh, penglima yang adil, raja yang bijak

Mereka itu anak panah, bukan pedang. Bukan tombak.
Hubungan antara anak panah dan pemanah, berakhir saat anak panah dilepas dari busur
Itu pun tak ada garis yang tetap dan pasti.

Makassar, 20 April 2014

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Berarti banyak juga ya ka" anak- anak politik yg senasib dgn anak panah? Hemmm. Demikianlah adanya saya kira.

Unknown mengatakan...

wah. aku jadi ingat Allama Muhammad Iqbal; "puisi," kata dia, "puncak teringgi dari perasaan dan kenyataan spontan si cerdik-cendekia.."
teruslah bergerak dengan kepala tegak, dan bikin hati kami tergerak.

indira harun mengatakan...

Perang dan politik sama2 mematikan. Bedanya, dlm perang hanya ada sekali mati. Tapi di medan politik, kamu bisa mati berkali-kali kata Winston Churchill. Jadii,,,,,jika baru sekali mati, itu mungkin hanyalah mati suri

follow me @maqbulhalim